Jawaban: Komunikasi dikatakan efektif jika semua 5 poin REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity dan Humble) ini terpenuhi. Apabila seorang konselor tidak bersifat clarity saat menyampaikan informasi tentang penyakit/diet yang diberikan, ini memungkinkan terjadinya salah interpretasi atau miskom dengan klien.
MataKuliah. : Komunikasi Dan Konseling Dalam Pelayanan Kebidanan. Topik. : Konseling (komunikasi interpersonal) Sub topic. : 1. Pengertian konseling (KIP/K) 2. Tujuan konseling (KIP/K) 3. Ketrampilan observasi, mendengar aktif, dan ketrampilan bertanya 4.
MendapatkanGelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Dakwah Dan Komunikasi Oleh: SITI NUR AISAH NPM. 1541040156 Jurusan : Bimbingan dan Konseling Islam Pembimbing I : Prof. Dr. H. Khomsahrial Romli, M.Si Pembimbing II : Dr. Hj. Sri Ilham Nasution, M.Pd FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTANLAMPUNG 1441 H/2020 M
Pertanyaanlatar depan tentang keakuratan diagnosis, kebenaran kausa, keakuratan prognosis, efektivitas dan kerugian terapi, tidak memadai dan tidak dibenarkan jika diperoleh jawabnya hanya berdasarkan mengikuti seminar, membaca tinjauan pustaka dan buku teks. Pertanyaan latar depan memerlukan upaya yang lebih sistematis untuk
1 Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu: a) Komunikasi diadik yaitu komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka. Dapat dilakukan dalam bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan bentuk percakapan dialog dan
CarlRogers dengan aliran konseling humanistik memiliki pandangan dasar tentang manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu adalah makhluk yang optimis, penuh harapan, aktif, bertanggung jawab, memiliki potensi kreatif, bebas (tidak terikat oleh belenggu masa lalu), berorientasi ke masa yang akan datang dan selalu berusaha untuk melakukan self fullfillment
. Bagi konselor pemula biasanya sangat tergoda untuk mengajukan pertanyaan dengan banyak. Jika ini anda laku-kan, maka anda perlu bertanya pada diri anda sendiri, "Apa tujuan saya bertanya kepada konseli?" Jika konselor terlalu banyak memberikan pertanyaan kepada konseli, maka tampak bahwa itu bukan proses konseling, tetapi proses interogasi, dan hal ini akan membuat konseli akan lebih tertutup dan menarik diri. Tujuan konseling antara lain adalah mengeksplorasi atau menggali permasalahan konseli. Tetapi eksplorasi ini tidak sepenuhnya di tangan konselor. Jika konselor terlalu banyak bertanya, ada kemungkinan bahwa konseli akan berbicara setelah ditanya oIeh konselor. Sehingga konseli akan menjawab sebatas apa yang ditanyakan oleh konselor. Pertanyaan yang terlalu banyak akan membahayakan hubungan antara konselor dan konseli. Sebab ada kemungkinan konselor bertanya sesuatu yang menyimpang dari apa yang diinginkan oleh konseli. Jika konselor akan mengajukan pertanyaan kepada konseli, maka harus jelas tujuan dan harapan jawaban yang sekiranya akan diberikan oleh konseli. Jika hal ini tidak dipikirkan, maka proses konseling akan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ada dua katagori atau penggolongan pertanyaan. Dua katagori pertanyaan tersebut adalah "pertanyaan terbuka/open question dan "pertanyaan tertutup/closed question". Kedua macam pertanyaan itu dapat dipergunakan selama proses konseling dan sangat penting bagi anda untuk memahami perbedaan di antara keduanya. Pertanyaan tertutup Closed question adalah perta-nyaan yang mengarahkan pada jawaban yang spesifik. Dan biasanya jawaban yang diharapkan pun sangat pendek. Jawaban itu seperti, "Ya” atau “Tidak” Sebagai contoh "Apakah kau datang ke sini dengan naik bus?” atau, “Berapa lama anda tinggal di Surabaya?”. Selama proses konseling, anda bisa memberikan pertanyaan tertutup berulang kali, sebatas kebutuhan yang, spesifik. Hanya saja, setelah konseli memberikan jawaban, sebisa mungkin konseli didorong untuk memberikan jawaban lebihl lanjut. Pertanyaan tertutup yang diberikan oleh konselor sangat berbeda dengan pertanyaan yang disampaikan oleh jaksa penuntut di ruang pengadilan. Jaksa akan meminta jawaban yang langsung tanpa ada tambahan lain. Tetapi konselor bukan jaksa, konselor akan memberikan kebebasan bagi konseli untuk dapat berbicara lebih terbuka dan lebih dalam. Pertanyaan terbuka Open question adalah pertanyaan yang sangat berbeda dengan pertanyaan tertutup. Pertanya-an ini memberikPertanya-an konseli suatu ruPertanya-ang yPertanya-ang luass untuk menggali apa saja yang ada dalam dirinya serta mendorong konseli untuk lebih bebas. Jika konselor bertanya, "Apakah anda ke sini naik bus?" maka jawabannya akan “Ya atauTidak". Tetapi jika konselor bertanya, "Bagaimana cara anda bepergian ke sini?" Maka konseli mempunyai kebebasan untuk menjawab. Di bawah ini ada beberapa contoh perbedaan antara pertanyaan tertutup dengan pertanyaan terbuka. Contoh 1 . Tertutup Apakah anda marah? Terbuka Bagaimana perasaan anda? Contoh 2. Tertutup Berapa anak anda? Terbuka Bisakah anda ceritakan tentang anak-anak anda? Contoh 3. Tertutup Apakah anda sering berdiskusi dengan istri anda? Terbuka Bagaimana hubungngan anda dengan istri anda? contoh 4. Tertutup Apakah ayah anda menyuruh anda menemui saya? Terbuka Apa yang membuat anda datang kemari? Contoh 5. Tertutup Apakah perubahan itu mengganggu anda? Terbuka Bagaimana perubahan itu bisa mempengaruhi anda? Jika anda melihat. Pertanyaan tertutup yang diajukan oleh konselor maka tampak bahwa konseli tidak mempunyai kesempatan untuk mempergunakan imajinasinya dalarn memberikan jawaban. Jawaban yang diberikan akan sangat pendek dan tidak akan mendorong konseli untuk lebih kreatif dan berbagi informasi baru yang dipunyainya. Pertanyaan terbuka akan sangat berbeda dengan per-tanyaan tertutup. Sebab melalui perper-tanyaan terbuka seringkali konselor mendapatkan jawaban yang tidak terduga. Sebagai contoh, anda bertanya, "Ceritakan tentang anak-anak anda". Jawaban yang anda harapkan adalah jumlah anak konseli anda. Tetapi konseli anda bisa menjawab, "Anak-anak saya sangat cantkl. dan sangat bahagia", atau, "Anak-anak saya sedang tumbuh, saya dan suami saya sangat senang dapat hidup bersama mereka”. Dengan demikian jelas bahwa pertanyaan terbuka akan dapat memberikan berbagai macam jawaban. Hal ini tidak akan dapat diketahui oleh konselor sampai konseli menyatakannya dengan ungkapan verbal. Selain itu, pertanyaan terbuka lebih mengarahkan konseli untuk merasakan bahwa konselor memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Akan lain haInya jika konselor mempergunakan pertanyaan tertutup. Konseli akan merasa bahwa perta-nyaan itu hanya untuk kebutuhan konselor saja. Dalam pelaksanaan konseling, sebaiknya dihindari pertanyaan dengan mempergunakan kata tanya "Mengapa”. Hal ini dikarenakan, jika konselor mempergunakan kata tanya "Mengapa", pertanyaan itu cenderung untuk mengungkap pemikiran atau alasan-alasan konseli melakukan sesuatu. Tetapi tidak akan dapat mengungkap apa yang sedang terjadi dalam diri dan perasaannya. Pertanyaan tertutup cenderung untuk mengge-neralisasikan jawaban di luar. diri konseli, sehingga Jawaban itu tidak, tampak berasal dari diri konseli sendiri, dan terkadang tidak meyakinkan sehingga dapat dikatakan bahwa pertanyaan "Mengapa" itu cenderung menyudutkan atau merasionalkan. Dalam hal ini ada tiga tujuan mengajukan pertanyaan, yaitu; a untuk mendorong konseli agar terbuka dan tidak menutup diri, b untuk membantu konseli agar dapat lebih spesifik dan lebih konkrit; dan c untuk membantu konselor mendapatkan pemahaman yang jelas dari situasi konseli. Tujuan pertama dari membuat pertanyaan adalah agar konseli lebih terbuka dan tidak menutup diri. Hal ini telah dibicarakan dimuka. Sehingga memberikan pertanyaan terbuka akan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan pertanyaan tertutup. Tujuan kedua adalah untuk membantu konseli agar dapat lebih spesifik dan lebih konkrit. Konseli terkadang memberikan jawaban yang sangat umum. Hal tersebut tidak akan banyak membantu bagi konselor dan konseli sendiri karena sangat tidak mungkin untuk berpikir secara jelas tentang sesuatu permasalahan jika disampaikan secara bias dan melalui bahasa yang tidak spesifik Konselor membantu konseli untuk mengklasifikasi cara berpikir konseli. Lebih jelasnya, jika konseli memberikan kalimat yang samar-samar seperti "Hal-hal macam itu selalu mengganqgu saya". Kalimat "Hal macam-macam" merupakan ungkapan yang tidak akan dapat dimengerti atau tidak jelas. Untuk hal tersebut, konselor dapat menanyakan, "Apa yang anda maksud dengan hal yang macam-macam” atau pernyataan konseli sebagai berikut, "Saya tidak sanggup menahannya lagi". Kata "nya" dalam ungkapan konseli tersebut masih samar. Sebaiknya, kon-selor bertanya, "Siapa yang yanq membuat anda tidak sanggup menahan". Tujuan ketiga mempunyai kesamaan dengan tujuan kedua, yaitu membantu konselor mendapatkan pemahaman yang jelas tentang situasi/keadaan konseli. Terkadang konseli bercerita terlalu banyak sehingga cerita yang disampaikan sangat sulit untuk dipahami. Sebagai konselor, sebelum menanyakan suatu informasi kepada konseli, anda perlu mengetahui apakah informasi itu dibutuhkan atau tidak. Kemudian, jika anda tidak mempunyai informasi tersebut, apakah anda masih dapat membantu konseli? Jika jawaban itu "Ya", maka anda boleh membuat pertanyaan. Kebanyakan memberikan pertanyaan akan membuat konseli menutup diri dan menarik diri. Ingatlah bahwa parafrase dan refleksi perasaan akan dapat memotivasi konseli untuk dapat lebih terbuka. Oleh karena itu disarankan bagi anda untuk memberikan pertanyaan seba-tas pada tiga respon serta refleksi yang telah dibahas.
Soal UTS Komunikasi Antar Pribadi 2021I. Soal UTS Komunikasi Antar Pribadi Kelas 1APetunjukJawab pertanyaan dengan jelasPeserta ujian dilarang bekerja sama atau dengan soal yang menurut Anda lebih mudah kembali jawaban sebelum dikumpulkanSoalDalam proses komunikasi, terdapat yang namanya alur komunikasi. Coba sebut dan jelaskan komponen dan bagaimana pola alur dari komunikasi!Dalam proses komunikasi antar pribadi adakalanya komunikator dan komunikan harus saling memahami pentingnya ciri berkomunikasi yang baik dengan saling memiliki sikap rasa positif dan kesamaan/kesetaraan. Coba jelaskan maksudnya.!Setelah mempelajari komunikasi antar pribadi, tentu kita tidak asing lagi dengan istilah komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal. Coba jelaskan dan berikan contoh dari komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal.!Sebagai seorang komunikator, tentunya harus mampu menyampaikan pesan dengan baik dan dapat dipahami oleh penerima atau komunikan. Coba jelaskan bagaimana seorang komunikator bias mengetahui bahwa komunikasi yang dilakukan adalah efektif dan dipahami oleh penerima atau komunikan!Sebagai calon seorang konselor tentunya harus menguasai komunikasi antar pribadi. Coba jelaskan bagaimana seharusnya seorang konselor dalam membangun hubungan dalam kaitannya dengan komunikasi antar pribadi dalam konteks bimbingan dan konseling!Selamat Mengerjakan...!File Soal Komunikasi Antar Pribadi Pdf Download Soal UTS Komunikasi Antar Pribadi Kelas 1A Klik disiniII. Soal UTS Komunikasi Antar Pribadi Kelas 1BSoalDalam kehidupan sehari-hari kita tidak bias lepas dengan yang namanya komunikasi. Coba jelaskan dan berikan contoh, apakah yang disebut dengan komunikasi, serta jelaskan tujuan dan makna dari komunikasi!Dalam proses komunikasi antar pribadi adakalanya komunikator dan komunikan harus saling memahami pentingnya ciri berkomunikasi yang baik dengan saling memiliki sifat keterbukaan dan Empati, Coba jelaskan maksudnya.!Dalam proses pelaksanaan komunikasi antar pribadi terdapat istilah dekonding dan enkonding antara kominikator dengan komunikan dalam menyampaikan pesan. Jelaskan maksud dari decoding dan encoding dan berikan contoh !Menjadi komunikator yang baik, tentunya perlu adanya suatu pelatihan supaya seorang komunikator dapat menyampaikan pesan dengan baik dan bias dipahami oleh penerima atau komunikan. Coba jelaskan cara-cara yang bias dilakukan oleh seseorang supaya bisa menjadi komunikator yang baik!Sebagai calon seorang konselor tentunya harus mampu menguasai komunikasi antar pribadi agar tidak terjadi miss persepsi oleh konseli. Coba jelaskan bagaimana cara seorang konselor menghindari miss pespespsi dari seorang konseli!Selamat Mengerjakan...! Download Soal UTS Komunikasi Antar Pribadi Kelas1B Klik disini
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah suatu proses pertukaran informasi yang hanya dilakukan antara dua orang, seperti orang tua dengan anak, suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya sehingga stimulus, pemaknaan dan umpan baliknya langsung bisa interpersonal merupakan suatu bentuk komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang saling berinteraksi, saling memberikan umpan balik satu sama lain. Komunikasi interpersonal berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi, saling memberi inspirasi, semangat dan dorongan sehingga mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan sikap seseorang sesuai dengan topik yang dikaji interpersonal adalah pertukaran informasi antara seseorang dengan seseorang lainnya atau biasnya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Komunikasi interpersonal sangat penting, karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi dialogis adalah komunikasi yang memungkinkan terjadinya pergantian bersama mutual understanding dan empati. Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya, dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku Komunikasi Interpersonal Berikut definisi dan pengertian komunikasi interpersonal dari beberapa sumber bukuMenurut Arni 2005, komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Menurut Mulyana 2000, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya. Menurut Effendy 2001, komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan dua orang atau diantar sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan umpan balik seketika. Menurut Maulana dan Gumelar 2013, komunikasi interpersonal adalah suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus yang berupa informasi atau Devito 1997, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas di antara mereka, misalnya percakapan seseorang ayah dengan anak, sepasang suami istri, guru dengan murid, dan lain Wood 2013, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih dengan interaksi secara tatap muka ataupun bermedia, dan biasanya feedbacknya langsung Komunikasi Interpersonal Menurut Wood 2013, komunikasi interpersonal memiliki karaktersistik atau aspek-aspek tersendiri yang membedakan dengan jenis komunikasi lainnya, yaitu sebagai berikut Selektif. Kita tidak mungkin berkomunikasi secara akrab dengan semua orang yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kita berusaha untuk membuka diri seutuhnya hanya dengan beberapa orang yang dikenal Dikatakan bersifat sistemis karena ia terjadi dalam sistem yang bervariasi. Komunikasi terjadi dalam konteks yang mempengaruhi peristiwa dan makna yang melekat terhadapnya. Terdapat banyak sistem yang melekat pada proses komunikasi interpersonal. Setiap sistem mempengaruhi apa yang kita harapkan dari orang lain. Cara manusia berkomunikasi sangat beragam dan bervariasi. Unik. Pada tingkatan yang paling dalam komunikasi interpersonal sangat unik, pada interaksi yang melampaui peran sosial, setiap orang menjadi unik dan oleh karena itu menjadi tidak Komunikasi interpersonal adalah proses yang berkelanjutan. Hal ini berarti komunikasi senantiasa berkembang dan menjadi lebih personal dari masa ke masa. Hubungan persahabatan dan hubungan romantis dapat tumbuh lebih dalam atau lebih renggang seiring berjalannya waktu. Hubungan dalam lingkungan kerja juga dapat berkembang dari masa ke masa. Transaksional. Pada dasarnya, komunikasi interpersonal adalah proses transaksi antara beberapa orang. Ketika bercerita sesuatu yang menarik pada seorang teman, ia tertawa. Ketika atasan anda di kantor menjelaskan sebuah gagasan, anda mengangguk sebagai tanda kalau anda paham. Ketika anda dimarah orang tua, bisa jadi kepala anda tertunduk sebagai tanda rasa bersalah. Individual. Kita mengetahui bahwa bagian terdalam dari komunikasi interpersonal melibatkan manusia sebagai individu yang unik dan berbeda dengan orang personal. Komunikasi interpersonal membantu perkembangan pengetahuan personal dan wawasan kita terhadap interaksi manusia. Agar dapat memahami keunikan individu, kita harus memahami pikiran dan perasaan orang lain secara personal. Menciptakan makna. Komunikasi interpersonal adalah berbagi makna dan informasi antara dua belah pihak. Kita tidak hanya bertukar kalimat, tetapi juga saling berkomunikasi. Kita menciptakan makna seperti kita memahami tujuan setiap kata dan perilaku yang ditampilkan oleh orang Komunikasi Interpersonal Komponen-komponen dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi dapat dilihat pada gambar diagram di bawah iniAdapun penjelasan dari masing-masing komponen komunikasi interpersonal tersebut adalah sebagai berikut Devito, 1997a. Pengirim-Penerima Komunikasi interpersonal paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang terlibat dalam komunikasi interpersonal memfokuskan dan mengirimkan serta mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan. Istilah pengirim-penerima ini digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal, contoh komunikasi antara orang tua dan Encoding-Decoding Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan-pesan yang akan disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata-kata simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan untuk menginterpretasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima, disebut juga sebagai Decoding. Dalam komunikasi interpersonal, karena pengirim juga bertindak sekaligus sebagai penerima, maka fungsi encoding-decoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antar Pesan Pesan merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili keadaan komunikator untuk menyampaikan informasi kepada pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi, pesan itulah yang disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan diinterpretasi oleh Saluran Saluran ini berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara pengirim dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal baik yang bersifat langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan dengan saluran media massa. Hal ini disebabkan pertama, penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal dapat dilakukan secara langsung keadaan khalayak. Contoh dalam komunikasi antarpribadi kita berbicara dan mendengarkan saluran indra pendengar dengan suara. Isyarat visual atau sesuatu yang tampak seperti gerak tubuh, ekspresi wajah dan lain sebagainya.e. Gangguan atau Noise Gangguan atau noise terjadi di dalam komponen-komponen manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan, termasuk yang bersifat fisik, psikologis atau semantik. Adapun penjelasan dari masing-masing gangguan atau noise tersebut adalah sebagai berikut Gangguan Fisik. Gangguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu transmisi fisik pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan sebagainya. Gangguan Psikologis. Gangguan ini timbul karna adanya perbedaan gagasan dan penilaian subyektif di antara orang yang terlibat di antara orang yang terlibat dalam komunikasi seperti emosi, perbedaan nilai-nilai, sikap dan sebagainya. Gangguan Semantik. Gangguan ini terjadi kata-kata atau simbol yang digunakan dalam komunikasi, sering kali memiliki arti ganda, sehingga menyebabkan penerima gagal dalam menangkap dari maksud-maksud pesan yang disampaikan, contoh perbedaan bahasa yang digunakan dalam Umpan Balik Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses komunikasi antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun nonverbal. Umpan balik ini bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat positif apabila tidak menimbulkan efek dan bersifat negatif apabila Bidang Pengalaman Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi antarpribadi. Komunikasi akan terjadi apabila para pelaku yang terlibat dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang Efek Dibanding dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh untuk mengubah sikap, perilaku kepercayaan dan opini komunikasi. Hal ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap dan Tujuan Komunikasi Interpersonal Menurut Arni 2005, komunikasi interpersonal memiliki fungsi dan tujuan, antara lain yaitu sebagai berikuta. Menemukan diri sendiri Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku Menemukan dunia luar Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu sering kali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang Berubah sikap dan tingkah laku Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi Untuk bermain dan kesenangan Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan Untuk membantu Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain dan Tingkatan Komunikasi Interpersonal Menurut Wood 2013, berdasarkan prosesnya, komunikasi interpersonal dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu Model Linear. Model pertama dalam komunikasi interpersonal digambarkan sebagai bentuk yang linear atau searah, proses di mana seseorang bertindak terhadap orang lain. Ini adalah model lisan yang terdiri atas lima pertanyaan. Siapa?, apa yang dikatakan?, Sedang berbicara di mana?, berbicara pada siapa?, Apa dampak dari pembicaraan tersebut?.Model Interaktif. Model interaktif menggambarkan komunikasi sebagai proses di mana pendengaran memberikan umpan balik sebagai respon terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikan. Model Transaksional. Menekankan pada pola komunikasi yang dinamis dan berbagai peran yang dijalankan seseorang selama proses tingkatan dalam komunikasi interpersonal yaitu Wood, 2013 Komunikasi I-It. Dalam komunikasi I-it, interaksi antara kita dan orang lain sangat tidak personal, bisa dikatakan orang lain hanya sebagai objek. Membuat kita tidak mengakui keberadaan orang lain secara personal, melainkan hanya hanya bersifat kebendaan. Komunikasi I-You. Jenis yang paling banyak digunakan dalam interaksi sehari-hari. Kita memperlakukan orang lain lebih dari sekedar objek, tetapi kita sepenuhnya tidak menganggap mereka sebagai manusia yang I-Thou. Jenis komunikasi ini jarang terjadi dalam sebuah interaksi sosial, model ini sebagai bentuk tertinggi dalam interaksi manusia, karena di dalamnya manusia saling menguatkan dan menghargai keunikan Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Menurut Wood 2013, faktor pendukung yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut Etika. Etika adalah cabang dari filsafat yang fokus pada prinsip moral dan aturan terkait perilaku. Etika menaruh perhatian pada masalah benar dan salah. oleh karena komunikasi interpersonal bersifat tidak dapat ditarik kembali, ia selalu memiliki dampak dalam etika antar manusia. Apa yang kita katakana dan apa yang kita lakukan berpengaruh terhadap orang lain. Dengan demikian, orang yang bertanggung jawab selalu berhati-hati dengan etika dalam komunikasi. Makna. Proses pemaknaan muncul dari bagaimana kita menginterpretasikan komunikasi. Dalam komunikasi interpersonal, seorang selalu menerjemahkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Hubungan. Komunikasi interpersonal adalah cara utama untuk membangun dan memperbaiki sebuah hubungan. Bagaimana cara kita menangani masalah? Apakah dengan konfrontasi, menjauh, atau menggunakan strategi khusus untuk segera memperbaiki hubungan? Oleh karena komunikasi tidak memiliki makna intrinsik, kita harus membangkitkan pemahaman pribadi terkait menurut Devito 1997, hambatan-hambatan yang kemungkinan terjadi dalam komunikasi interpersonal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yaitu sebagai berikut Polarisasi. Polarisasi adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan menguraikan dalam bentuk ekstrim baik atau buruk, positif atau negatif, sehat atau sakit, pandai atau bodoh. Orientasi intensional. Orientasi intensional mengacu pada kecenderungan untuk melihat manusia, objek dan kejadian sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka. Sebaliknya, orientasi ekstensional adalah kecenderungan untuk terlebih dahulu memandang manusia, objek dan kejadiannya setelah itu memperhatikan cirinya. Dengan menggunakan orientasi akan cenderung diarahkan oleh apa yang dilihat memang terjadi dan bukan oleh ciri sekilas pandang. Potong Kompas. Merupakan kesalahan evaluasi dimana orang gagal mengkomunikasikan makna yang mereka maksudkan. William Haney mendefinisikannya sebagai pola salah komunikasi yang terjadi bila pengirim pesan dan penerima saling menyalahkan artikan makna pesan mereka. Potong kompas dapat mempunyai dua bentuk. Dalam bentuk yang pertama, di permukaan tampaknya ketidak-sepakatan padahal pada tingkat makna terjadi kesepakatan. Jenis kedua, di permukaan tampaknya kedua orang ingin sependapat karena mereka menggunakan kata-kata yang sama tetapi jika mengamati lebih cermat akan terlihat bahwa sebenarnya ada ketidak-sependapatan yang PustakaArni, Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta Bumi Onong Uchjana. 2001. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung Citra Aditya H. Gumelar. G. 2013. Psikologis Komunikasi dan Persuasi. Jakarta 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta Professional Julia T. 2013. Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian. Jakarta Salemba Humanika.
Konseling merupakan kegiatan profesional yang melibatkan hubungan antara seorang konselor dengan individu atau sekelompok individu. Layaknya suatu hubungan interpersonal, konseling tidak dapat dilepaskan dari berlangsungnya proses interaksi dan komunikasi pada pihak-pihak yang terlibat di dalam proses tersebut. Penguasaan keterampilan komunikasi merupakan prasyarat dasar bagi konselor untuk dapat menggunakan berbagai keterampilan konseling secara efektif dan efisien. Harus dipahami bahwa hampir keseluruhan keterampilan konseling melibatkan keterampilan komunikasi konselor. Pemahaman yang baik terhadap keterampilan komunikasi harus didasari oleh pengkajian dan pemahaman mendalam terhadap filsafat komunikasi. Penguasaan tersebut memudahkan konselor dalam menggunakan berbagai keterampilan konseling yang telah dirumuskan oleh para ahli sebagai modal untuk memberikan pelayanan bantuan yang berhasil-guna bagi konseli. - English version Counseling is a professional activity involving the relationship between a counselor with an individual or a group of individuals. Like an interpersonal relationship in general, in the process of counseling occurs the process of interaction and communication between individuals with other individuals counselors-counselee. Mastery of communication skills is a basic prerequisite for counselors to be able to use various counseling skills effectively and efficiently. It should be understood that almost all of the counseling skills involve the counselor’s communication skills. A good understanding of communication skills should be based on an in-depth study and understanding of communication philosophy. Mastery of communication skills will facilitate the counselor in using various counseling skills that have been formulated by experts as assets to provide successful assistance services for the counselee. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Hariko - Landasan Filosos Keterampilan... 41 41Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 2017, 41–49Tersedia online di 2503-3417 onlineISSN 2548-4311 cetakLandasan Filosos Keterampilan Komunikasi KonselingRezki HarikoJurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar, Padang Utara, Padang, Sumatera Barat, Indonesia 25131E-mail hariko diterima 18 Januari 2017; direvisi 4 Mei 2017; disetujui 4 Mei 2017Cara mengutip Hariko, R. 2017. Landasan Filosos Keterampilan Komunikasi Konseling. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 41–49. Diambil dari Counseling is a professional activity involving the relationship between a counselor with an individual or a group of individuals. Like an interpersonal relationship in general, in the process of counseling occurs the process of interaction and communication between individuals with other individuals counselors-counselee. Mastery of communication skills is a basic prerequisite for counselors to be able to use various counseling skills effectively and efciently. It should be understood that almost all of the counseling skills involve the counselor’s communication skills. A good understanding of communication skills should be based on an in-depth study and understanding of communication philosophy. Mastery of communication skills will facilitate the counselor in using various counseling skills that have been formulated by experts as assets to provide successful assistance services for the philosophical; communication skills; counselingAbstrak Konseling merupakan kegiatan profesional yang melibatkan hubungan antara seorang konselor dengan individu atau sekelompok individu. Layaknya suatu hubungan interpersonal, konseling tidak dapat dilepaskan dari berlangsungnya proses interaksi dan komunikasi pada pihak-pihak yang terlibat di dalam proses tersebut. Penguasaan keterampilan komunikasi merupakan prasyarat dasar bagi konselor untuk dapat menggunakan berbagai keterampilan konseling secara efektif dan esien. Harus dipahami bahwa hampir keseluruhan keterampilan konseling melibatkan keterampilan komunikasi konselor. Pemahaman yang baik terhadap keterampilan komunikasi harus didasari oleh pengkajian dan pemahaman mendalam terhadap lsafat komunikasi. Penguasaan tersebut memudahkan konselor dalam menggunakan berbagai keterampilan konseling yang telah dirumuskan oleh para ahli sebagai modal untuk memberikan pelayanan bantuan yang berhasil-guna bagi kunci losos; keterampilan komunikasi; konselingKonseling merupakan profesi yang hadir sebagai respon terhadap kebutuhan individu untuk memahami diri, lingkungan, serta hal lain yang terkait dengan kehidupannya. Konseling merupakan sebuah pekerjaan profesional yang dalam pelayanan ahlinya tidak hanya sekadar menerapkan seperangkat prosedur tetap, melainkan selalu berpikir dengan mengerahkan kemampuan akademik yang dikuasainya untuk melakukan layanan konseling Radjah, 2016. Konseling sebagai suatu profesi, berkembang sejak awal tahun 1900-an, dengan kemunculan tiga tokoh utama dalam konseling, yaitu Frank Parsons, Jesse B. Davis dan Clifford Beers Gibson & Mitchell, 2008Gladding, 2012. Pada era sekarang, konseling mengalami perkembangan yang sangat signikan. Beberapa topik bahasan konseling yang menjadi tren terkini di antaranya bagaimana menghadapi kekerasan, trauma dan krisis, perawatan terorganisir, kesejahteraan, keadilan sosial, teknologi, kepemimpinan dan identitas. Di samping itu, konseling juga berhubungan dengan kesejahteraan, pertumbuhan pribadi, 42 Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 2017, 41–49karier dan kelainan pada orang yang dianggap sehat dan memiliki masalah serius. Layanan konseling berbasis pada teori serta merupakan proses berupa perkembangan dan intervensi Gladding, 2012.Konseling merupakan salah satu cara khusus untuk membantu orang lain yang melibatkan keterampilan tertentu untuk tujuan-tujuan khusus Geldard & Geldard, 2005. Sebagai suatu ilmu, konseling beroperasi dengan memanfaatkan berbagai keterampilan tertentu berdasarkan pendekatan dan teori yang telah tervalidasi. Menurut Glanz Hansen, Stevic & Warner, 1982 konseling bersifat interdisipliner yang mengaplikasikan konsep-konsep dari ilmu psikologi, sosiologi, antropologi, pendidikan, ekonomi dan lsafat. Konseling sebagai suatu ilmu memiliki ikatan disipliner dengan bidang psikologi, sosiologi, antropologi, biologi, kesehatan dan ilmu lainnya Gibson & Mitchell, 2008. Konseling sebagai suatu proses, melibatkan hubungan antara satu individu dengan individu lain, yaitu konselor dan konseli merupakan aspek terpenting yang harus ditekankan dalam memahami profesi ini Hansen, Stevic, & Warner, 1982. Hubungan ini merupakan sebuah proses profesional yang melibatkan dua pihak yang secara bersama-sama dan bersinergi, berusaha mencapai suatu tujuan bersama. Konseling merupakan suatu tipe hubungan khusus antara konselor dengan orang yang membutuhkan bantuannya konseli, yang dapat berbentuk hubungan tatap muka, melalui telepon, surat-menyurat, ataupun dengan bantuan alat elektronik yang memiliki tujuan tertentu Geldard & Geldard, 2005. Kualitas hubungan antara konselor dan konseli tampaknya paling memungkinkan untuk menciptakan pertumbuhan hubungan antar keduanya Corey, 2015. Dengan demikian, konseling melibatkan suatu hubungan profesional yang bersifat memberikan bantuan dan sangat bergantung pada kualitas kepribadian penyelenggaraan praktik konseling, konselor mengandalkan penggunaan sejumlah keterampilan, salah satunya yaitu kemampuan berkomunikasi yang merupakan keterampilan mikro konseling, di samping berbagai keterampilan lainnya Geldard & Geldard, 2005. Menurut Nelson-Jones 2008 terdapat dua kategori utama keterampilan konseling, yaitu keterampilan komunikasi dan bertindak, serta keterampilan pikiran. Keterampilan komunikasi dan bertindak melibatkan perilaku eksternal, dan keterampilan pikiran melibatkan perilaku internal konselor. Keterampilan komunikasi merupakan salah satu keterampilan utama yang harus dikuasai oleh konselor untuk penyelenggaraan praktik prinsipnya, komunikasi merupakan hal yang paling esensial dalam kehidupan manusia, tidak hanya dalam proses konseling. Dengan komunikasi, individu mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan sosial dan mengembangkan kepribadiannya Zamroni, 2009. Kegagalan individu dalam berkomunikasi menghambat terciptanya saling pengertian, kerja sama, toleransi, dan menghambat terlaksananya norma-norma sosial. Demikian juga apabila dikaitkan dengan konseling, kegagalan atau kesuksesan proses komunikasi berpengaruh besar terhadap perkembangan hubungan konselor dan konseli, serta pengembangan diri dan pengentasan permasalahan konseli. Oleh karena itu, konselor secara berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan tentang keterampilan komunikasi. Pemahaman yang mendalam dapat diawali melalui pengkajian segala sesuatu tentang komunikasi dari sudut pandang loso ini membahas tentang konsep umum komunikasi, dasar lsafat komunikasi, komunikasi sebagai modal dasar hubungan interpersonal, dan komunikasi sebagai landasan keterampilan konseling. Tujuan pembahasan artikel secara umum adalah menyajikan wawasan tentang keteram-pilan komunikasi beserta kajian lsafat yang melandasinya. Secara khusus, artikel ini disajikan sebagai upaya menstimulasi konselor serta calon konselor untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan keterampilan komunikasi yang diperlukan agar dapat menyelenggarakan konseling secara efektif dan e UMUM KOMUNIKASIKomunikasi tidak dapat dipisahkan dari setiap aktitas yang dijalani oleh individu. Eksistensinya jauh menembus ruang dan waktu, untuk tujuan yang sangat bervariasi dan menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Para ahli menyebutkan lebih dari 80% alokasi waktu individu dalam satu hari Hariko - Landasan Filosos Keterampilan... 43 dilakukan dengan berkomunikasi Maulana & Gumelar, 2013. Artinya, komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar individu yang diperolehnya melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Komunikasi menjembatani informasi dari individu ke individu lain atau merambah ke segala bidang kajian, merasuk, menjadi bagian penting dan ber-senyawa dengan bidang tersebut. Proses persenyawaan yang sangat unik, karena menghasilkan wujud yang akan tidak sama dengan lainnya, tergantung dengan bidang yang menjadi wadahnya. Komunikasi menembus banyak disiplin ilmu Rakhmat, 2000. Sebagai sebuah gejala perilaku, komunikasi dipelajari dan diaplikasikan pada disiplin ilmu psikologi, sosiologi, antropologi, konseling dan lain yang juga dikenal sebagai retorika merupakan ilmu pertama mengenai pernyataan antar manusia yang berkembang di Yunani dan Romawi kemudian berkembang pada dua arah, satu arah menuju ke Jerman menjadi Publizistikwissenschaft yang disingkat Publisistik dan arah kedua menuju ke Amerika Serikat yang berwujud menjadi Communication Science Effendy, 2003. Lebih lanjut disebutkan, retorika sendiri sampai sekarang masih dipraktikkan dalam segala bidang kehidupan, meskipun tidak dilandasi oleh hasil penelitian ilmu-ilmu baru. Dalam sejarahnya retorika merupakan bentuk minat lsafat terhadap komunikasi yang dijual oleh kelompok Sophist kepada orang-orang Yunani Rakhmat, 2000. Lebih jauh dipaparkan, berbeda dengan sosiologi, lsafat meneliti komunikasi secara kritis dan etimologis perkataan komunikasi berasal dari Bahasa Latin yaitu communicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan Zamroni, 2009. Komunikasi berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan Effendy, 2003. Berdasarkan denisi yang dikemukakan ini dapat dijelaskan bahwa komunikasi berkaitan dengan penyampaian sesuatu berupa pesan ataupun pandangan dalam rangka mencari kesamaan pandangan. Dictionary of Behavioral Science menyajikan enam pengertian komunikasi Rakhmat, 2000. Keenam pengertian tersebut, yaitu 1 penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara; 2 penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme; 3 pesan yang disampaikan; 4 proses yang dilakukan satu sistem untuk memengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan; 5 pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan dengan wilayah lain; dan 6 pesan klien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, dapat diartikan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seorang individu kepada individu atau kelompok lain. Proses tersebut berupa penyampaian energi dari alat-alat indra ke otak. Proses tersebut melibatkan beberapa peristiwa, yaitu peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi; saling pengaruh di antara berbagai sistem dalam diri organisme dan di antara FILSAFAT KOMUNIKASISetiap ilmu pengetahuan memiliki kajian lsafat tersendiri Syam, 2010Susanto & Astrid, 1976. Hal ini dapat dimaklumi karena memang pada prinsipnya semua ilmu pada masa lampau berpangkal pada ilmu lsafat. Filsafat merupakan usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilainya Zamroni, 2009. Filsafat berusaha menjawab pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa lsafat bisa menggunakan bahan-bahan deskriptif yang disajikan bidang studi khusus dan melampaui deskripsi tersebut dengan menyelidiki atau menanyakan sifat dasar, nilai dan kemungkinannya. Filsafat komunikasi menyumbang keterangan kearah opini publik temporal, serta membawa kemajemukan ke domain publik Arnett, 2010. Filsafat komunikasi bergerak pada situasi tertentu, momen tertentu, dan memberikan kontribusi tertentu bagi opini publik. Filsafat komunikasi memungkinkan perbedaan pendapat dengan penulis dan lsafat itu sendiri. Sebagai sebuah konsep, 44 Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 2017, 41–49komunikasi dan informasi sangat erat kaitannya yang juga menandai lebih dari makna konseptual biasa ketika digunakan dalam teori-teori sosial serta dalam teori losos tentang realitas dan kebenaran kehidupan sosial Robillard, 2005. Informasi dan komunikasi yang merujuk pada objek dari realitas yang diamati, selanjutnya akan digambarkan sebagai ontologitas prosedural dari informasi. Sebuah model komunikasi bukanlah menjadi masalah lsafat hanya karena bertujuan untuk kebijaksanaan Heslep, 1998. Komunikasi yang berhubungan dengan kebijaksanaan praktis mung-kin tidak lebih dari kata-kata nasihat ataupun kata-kata yang bersifat argumentatif semata. Ketika komunikasi yang bertujuan untuk memahami adalah diskursif, dia akan menyerupai pidato losos yang cenderung untuk membenarkan pemahamannya. Perbedaan utama antara penalaran praktis dan losos menyangkut berbagai jenis alasan bahwa mereka masing-masing merangkum. Sementara itu argumen praktis harus mencakup alasan fakta situasi tertentu dan konkret. Sesuatu yang bersifat losos tidak perlu menyertakan referensi kepada hal tertentu dan antar pribadi merupakan jenis dari komunikasi yang tidak hanya bersifat linguistik Heslep, 1998. Pemahaman losos dapat dicapai melalui analisis konseptual, pengembangan teori makna, penyelidikan aturan inferensi dan bentuk argumen serta kritik dari argumen. Bagaimanapun, bahasa bukan satu-satunya subjek lsafat interpersonal. Filsafat tersebut juga terkait dengan hal-hal, pikiran, tindakan ataupun kemungkinan tentang komunikasi sangat penting sebagai dasar lsafat Heslep, 1998. Beberapa alasan untuk pernyataan tersebut, yaitu 1 lsafat dan komunikasi berbagi prinsip-prinsip dasar; 2 prinsip-prinsip dasar lsafat berbagi dengan pendidikan sehingga merupakan dasar yang mau tak mau bersifat mutlak, berlaku untuk pendidikan kapan pun dan dimana pun; dan 3 prinsip-prinsip komunikasi adalah substantif serta regulatif bagi pendidikan. Komunikasi menopang dan mengembangkan kebebasan, pengetahuan, sarat tujuan, dan kekonsultatifan yang bersifat memfasilitasi pelaku, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Komunikasi adalah sesuatu yang perlu dipelajari oleh setiap individu, untuk pengembangan satu aliran lsafat yang paling banyak berkontribusi terhadap kajian komunikasi adalah lsafat pragmatisme dengan beberapa tokoh terkenalnya, yaitu Donald Davidson Dresneer, 2006, N. Weiner Robillard, 2005, C. S. Peirce Bregman, 2009, dan William James Arnett, 2010, dengan karakteristik dan penekanan yang tidak identik. Aliran pragmatisme pada beberapa dekade terakhir, memperoleh minat yang sangat besar dalam studi tentang komunikasi. Sebagai salah seorang pendiri dari aliran pragmatisme dan bahasan utama semiotika modern, Peirce seringkali diabaikan oleh ilmuwan yang tertarik dengan ilmu komunikasi. Semiotika Peirce menempatkan penekanan pada isyarat proses kognitif individu Bregman, 2009. Peirce mencela kecenderungan Cartesian yang lebih mengandalkan pada satu urutan argumentasi dan metode buatan dalam bidang lsafat. Peirce berpendapat, janganlah kita berpura-pura dalam lsafat tentang apa yang kita tidak ragu dalam hati kita Bregman, 2009. Peirce menegaskan lsafat tidak seharusnya dimulai dari ide murni yang diibaratkan sebagai pengalaman seorang gelandangan yang berpetualang di suatu jalanan tanpa adanya pemukiman manusia Bregman, 2009. Tetapi lsafat harus dimulai dengan ide-ide yang akrab dan kompleks yang melekat dalam dialog manusia. Selanjutnya Peirce menjelaskan bahwa setiap interaksi komunikasi baik asertif maupun interogatif, terkait dengan sesuatu secara bersama oleh kedua pihak. Kerangka semiotika Peircean menekankan bahwa komunikasi secara samar-samar dan secara umum dapat digambarkan sebagai kompleksitas proses isyarat, dimana pihak-pihak yang terlibat mengacu pada materi tertentu, secara teoritis dikonseptualisasikan sebagai obyek, dengan efek atau konsekuensi tertentu, dirangkum oleh orang yang itu lsafat analitik yang dikembangkan oleh Davidson tentang komunikasi memberikan perhatian lebih terhadap bahasa dan menjadikannya sebagai cabang utama yang menempatkan pertanyaan sentral terhadap makna linguistik Dresner, 2006. Aturan dasar yang dibutuhkan untuk memahami makna linguistik adalah bahwa makna linguistik merupakan komunikasi linguistik interpersonal. Asumsi utama yang disampaikan adalah bahwa bahasa pada Hariko - Landasan Filosos Keterampilan... 45 dasarnya intersubjektif dan oleh karena itu makna linguitik harus benar-benar dapat sepenuhnya dikomunikasikan dalam interaksi linguistik interpersonal. Komunikasi memang didasarkan pada pengamatan empiris Robillard, 2005. Ketika antar individu berkomunikasi, maka mereka secara efektif melakukannya melalui penggunaan bahasa dan/atau perangkat simbolik lainnya, seperti teks, gambar dan uraian yang telah dipaparkan jelas tergambar mengenai dasar lsafat komunikasi. Bidang ini layak menjadi perhatian lebih karena berkaitan erat dengan aktitas keseharian individu. Bagaimanapun setiap individu terlibat dalam hubungan interpersonal yang melibatkan pihak lain, baik secara individual ataupun kelompok. Dalam hubungan tersebut, setiap individu akan berinteraksi melalui komunikasi. Pemahaman terhadap lsafat komunikasi sangat diperlukan oleh setiap individu, utamanya bagi individu pengemban dan pelaksana profesi yang mengharuskan adanya interaksi dengan individu dan kelompok SEBAGAI MODAL DASAR HUBUNGAN INTERPERSONALKomunikasi merupakan hal yang esensial, berpengaruh dan bahkan seringkali menjadi faktor penentu dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan dasar dari eksistensi suatu masyarakat dan menentukan struktur masyarakat tersebut Susanto & Astrid, 1976. Komunikasi merupakan mekanisme ataupun alat dalam pengoperan rangsangan dalam masyarakat. Dengan mekanisme komunikasi, individu dapat memberitahukan dan menyebarkan apa yang dirasakan dan apa yang diinginkannya terhadap individu komunikasi, individu mengembangkan diri dan membangun hubungan dengan individu lain ataupun kelompok. Hubungan individu dengan individu lain akan menentukan kualitas hidup individu tersebut yang dimoderatori oleh efektitas komunikasi yang digunakannya. Tubbs & Moss Rakhmat, 2000Maulana & Gumelar, 2013 menyatakan bahwa komunikasi yang efektif ditandai dengan timbulnya lima hal, yaitu 1 pengertian, penerimaan yang cermat; 2 kesenangan, hubungan yang hangat, akrab dan menyenangkan; 3 memengaruhi sikap, bersifat persuasif; 4 hubungan yang makin baik; dan 5 tindakan, melahirkan tindakan yang fungsi umum komunikasi, yaitu terkait dengan fungsi informatif, edukatif, persuasif, dan rekreatif Yusup, 1989. Fungsi informatif mengacu pada memberi keterangan, data, atau fakta yang berguna dalam segala aspek kehidupan manusia. Di samping itu komunikasi juga berfungsi dalam mendidik masyarakat dalam mencapai kedewasaan. Secara persuasif komunikasi berfungsi sebagai alat untuk membujuk orang lain agar berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginan komunikator. Sedangkan fungsi hiburan dimaksudkan bahwa dengan komunikasi memungkinkan individu untuk menghibur individu dengan fungsi komunikasi sebagai alat persuasi, kemampuan komunikasi dapat digunakan sebagai alat untuk membujuk atau mengarahkan orang lain Maulana & Gumelar, 2013. Komunikasi melalui wujud bahasa dan tanda, memiliki kekuatan untuk memengaruhi dan mengajak orang lain sehingga mengikuti suatu gagasan, ajakan dan model tingkah laku yang ditampilkan oleh komunikator. Komunikasi sebagai alat persuasif merupakan fungsi yang sangat penting dalam hubungan interpersonal. Upaya agar orang lain mematuhi atau mengikuti apa yang diinginkan oleh komunikator, merupakan tujuan komunikasi yang paling umum dan paling sering digunakan Morissan, 2013.Terkait dengan bahasan komunikasi, faktor-faktor yang dapat menyuburkan hubungan interper-sonal, yaitu percaya; sikap suportif; dan sikap terbuka Rakhmat, 2000. Dari ketiga faktor tersebut, faktor percaya merupakan yang terpenting karena sangat menentukan efektitas komunikasi. Faktor percaya akan meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Sikap percaya dalam komunikasi akan berkembang apabila didasarkan pada penerimaan, empati dan kejujuran. Faktor percaya ini secara langsung akan terkait dengan sikap 46 Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 2017, 41–49suportif dan sikap terbuka dalam komunikasi. Menurut Mc. Crosky, Larson & Knapp Efendy, 2003 komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengupayakan ketepatan accuracy yang berderajat tinggi dan empati antara komunikator dan komunikan dalam setiap dalam hubungan interpersonal pada hakikatnya dilandasi oleh beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut dapat saja disadari oleh individu, meskipun ada kalanya tidak disadari. Menurut Devito Maulana & Gumelar, 2013, dalam komunikasi interpersonal setidaknya memiliki lima tujuan utama. Kelima tujuan komunikasi interpersonal tersebut yaitu untuk1 proses belajar; 2 membangun hubungan; 3 memengaruhi; 4 bermain; dan 5 menolong. Melalui komunikasi, individu dapat memberikan upaya-upaya yang menenangkan, menghibur, memberi saran dan per-timbangan serta pandangan terhadap orang lain yang memerlukan. Hal ini seringkali digunakan oleh profesi-profesi yang berlandasakan pada upaya pemberian bantuan, seperti bimbingan konseling, psikologi dan antar pribadi dapat dilakukan dengan penyampaian dan/atau penangkapan pesan dalam dua cara utama, yaitu pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal diwujudkan melalui bahasa/linguistik dan pesan nonverbal tergambar melalui isyarat tubuh. Pesan verbal dalam komunikasi berkaitan dengan kata dan makna, serta berbahasa dan berkir Maulana & Gumelar, 2003. Pesan nonverbal mencakup segala ungkapan yang disadari atau tidak disadari dalam bentuk gerak tubuh, isyarat, air muka, nada atau getaran suara, dan tarikan nafas. Dalam komunikasi interpersonal dan antar budaya, kedua jenis bentuk penyampaian pesan ini kadang-kadang menimbulkan sedikit keterbatasan dalam pemahaman. Tetapi hal ini biasanya dapat diatasi dengan pemahaman yang tinggi oleh masing-masing orang yang terlibat dalam komunikasi terhadap makna bahasa non verbal dan SEBAGAI LANDASAN KETERAMPILAN KONSELINGKonselor sebagai salah satu jenis profesi bantuan berada pada posisi yang sangat diminati pada dekade terakhir ini. Berbagai permasalahan yang muncul dalam tatanan kehidupan individu dan bermasyarakat menjadi salah satu alasan dari ketertarikan tersebut. Profesi ini secara profesional diselenggarakan oleh konselor yang bekerja secara perorangan ataupun kelompok. Konselor profesional merupakan seseorang yang menekuni salah satu jenis profesi penolong helper yang terlatih di bidang keterampilan konseling. Konseling adalah salah satu cara untuk membantu orang lain, tetapi ini merupakan cara khusus yang melibatkan penggunaan keterampilan-keterampilan tertentu untuk tujuan-tujuan tertentu/khusus pula Geldard & Geldard, 2005.Tujuan utama menggunakan keterampilan konseling adalah untuk membantu konseli mengem-bangkan keterampilan pribadi dan inner strength kekuatan batin agar mereka dapat menciptakan kebahagiaan di dalam kehidupannya sendiri dan orang lain. Dengan demikian keterampilan konseling digunakan oleh para konselor profesional untuk membantu individu atau kelompok agar memiliki kemampuan secara mandiri memberdayakan dan menolong dirinya sendiri. Hal ini secara langsung berkaitan dengan tujuan akhir proses konseli memberdayakan diri dan menolong diri tersebut dapat melalui wujud pengem-bangan diri maupun upaya melepaskan diri dari permasalahan yang sedang dialaminya. Tujuan utama konseling adalah menolong konseli untuk dapat berubah dalam cara berkir dan/atau dalam tindakan mereka sehari-hari, sehingga terhindar dari konsekuensi-konsekuensi negatif Geldard & Geldard, 2005.Pemakaian keterampilan konseling oleh konselor dibagi menjadi lima tujuan berbeda, yaitu 1 supportive listening, memberi konseli perasaan dipahami dan diarmasi; 2 mengelola situasi bermasalah; 3 problem management; 4 mengubah keterampilan-keterampilan buruk konseli yang menciptakan masalah bagi konseli; dan 5 mewujudkan perubahan falsafah hidup Nelson-Jones, 2008. Tentunya kelima tujuan keterampilan konseling ini diselenggarakan oleh konselor dengan media komunikasi, baik melalui bahasa verbal dalam wujud penyampaian kalimat dan/atau kata- Hariko - Landasan Filosos Keterampilan... 47 kata ataupun melalui isyarat tubuh atau bahasa nonverbal. Kedua jenis keterampilan komunikasi ini mendasari hampir keseluruhan penggunaan keterampilan-keterampilan konseling terbagi menjadi dua, yaitu keterampilan dasar dan keterampilan lanjutan Capuzzi & Gross, 2013. Keterampilan dasar konseling terdiri dari 1 keterampilan penampilan, meliputi kontak mata, bahasa tubuh, jarak, tekanan suara, dan alur verbal; 2 keteram-pilan mendengar dasar, meliputi pengamatan terhadap konseli, perilaku verbal, dorongan, parafrasa dan membuat kesimpulan, reeksi perasaan, dan mengajukan pertanyaan; 3 keterampilan self-attending, meliputi kesadaran diri, humor, sikap non-judgemental terhadap diri, dan sikap non-judgemental terhadap orang lain, asli dan konkret. Sementara itu keterampilan lanjutan terdiri dari 1 keterampilan pemahaman dan penolakan understanding & challenging, meliputi empati tingkat tinggi, keterbukaan diri self disclosure, konfrontasi, dan kesegeraan; 2 keterampilan perilaku, dan 3 keterampilan mengakhiri 2012 menguraikan terdapat empat pengelompokan utama keterampilan yang digunakan konselor dalam proses konseling, yaitu 1 keterampilan dasar terdiri dari mendengarkan, empati dan pemahaman mendalam, serta diam; 2 keterampilan yang biasa digunakan terdiri dari pertanyaan, pengungkapan diri, pemodelan, armasi dan dorongan, serta menawarkan alternatif, memberikan informasi, dan memberikan saran; 3 keterampilan lanjutan yang biasa digunakan terdiri dari konfrontasi, penafsiran dan kolaborasi; 4 keterampilan konseling lanjutan dan spesialis terdiri dari penggunaan metafora, hipnosis, keterampilan strategis, metode restrukturisasi kognitif, narasi dan cerita, terapi sentuhan, paradoxical intention, bermain peran, berbagai teknik visualisasi, dan sebagainya. Secara implisit dapat di cermati bahwa sebagian besar keterampilan-keterampilan yang dikemukakan tersebut, melibatkan kemampuan konselor dalam satu bahasan yang lebih kongkret tentang penerapan sejumlah keterampilan komunikasi dikemukakan oleh Nelson-Jones 2008, yaitu 1 komunikasi verbal; 2 komunikasi vokal; 3 komunikasi tubuh; 4 komunikasi sentuhan touch communication; dan 5 komunikasi mengambil tindakan taking action communication. Komunikasi verbal atau percakapan terdiri atas pesan-pesan yang dikirim oleh konselor kepada konseli dengan menggunakan kata-kata. Dimensi komunikasi verbal meliputi bahasa, isi, frekuensi pembicaraan, dan kepemilikan atas perbendaharaan kata-kata. Dimensi bahasa tidak hanya meliputi jenis bahasa, tetapi juga mencakup elemen seperti gaya bahasa formal dan/atau informal yang digunakan. Misalnya gaya bahasa konselor yang tepat merangsang terwujudnya proses konseling yang konstruktif. Sementara itu, dimensi isi merujuk pada aspek topik dan bidang permasalahan. Isi pembicaraan biasanya berfokus pada percakapan tentang diri sendiri, orang lain atau lingkungan, dan dimensi evaluatif percakapan. Ada kalanya frekuensi pembicaraan lebih didominasi oleh konselor, namun dalam situasi lain kadang didominasi oleh konseli. Dalam hal ini, konselor hendaknya mampu menggunakan perbendaharaan kata yang tepat dan memiliki analisis cermat terhadap perbendaharaan kata yang digunakan konseli Nelson-Jones, 2008. Masing-masing perbendaharaan kata yang digunakan memiliki motif-motif vokal konselor dapat menyampaikan tentang apa yang sesungguhnya dirasakan dan seberapa responsif konselor secara emosional memahami perasaan konseli. Komunikasi vokal mencakup lima dimensi, yaitu volume; artikulasi; nada; penekanan; dan kecepatan berbicara. Konselor hendaknya berkomunikasi dengan suara yang lembut, dapat didengar, dan nyaman didengar. Kejelasan komunikasi konselor tersebut juga bergantung pada pelafalan kata yang diucapkan serta kemahirannya dalam mengatur nada dan rentang pembicaraan. Konselor juga perlu mengatur penekanan-penekanan secara tepat terhadap kata-kata yang digunakan dalam merespon perasaan dan situasi emosional konseli. Kemudian, konselor juga harus mempertimbangkan kecepatan berbicara. Pembicaraan yang terlalu cepat dapat menyulitkan konseli dalam memahami, sebaliknya pembicaraan yang terlalu lambat akan memunculkan kebosanan konseli dalam mendengarkan. Konselor sesekali perlu untuk diam dan berhenti pada saat yang tepat, guna memberi ruang bagi konseli untuk berkir Nelson-Jones, 2008. 48 Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 2017, 41–49Komunikasi tubuh terdiri atas pesan-pesan yang dikirim oleh anggota tubuh, yaitu ekspresi wajah, tatapan, kontak mata, gestur, postur atau posisi tubuh, kedekatan secara sik, pakaian dan cara berdandan. Ekspresi wajah konselor terutama melalui mata dan alis, merupakan wahana utama untuk menyampaikan pesan kepada konseli. Konselor dituntut memandang hanya pada wajah konseli dan senantiasa melakukan kontak mata dengan tepat. Cara pandang ini sekaligus untuk menampilkan ketertarikannya terhadap pembicaraan dan upaya mengumpulkan informasi facial. Dimensi eksternal dari komunikasi tubuh yang juga sangat penting dicermati yaitu pakaian dan cara berdandan. Hal ini berpengaruh terhadap pengungkapan diri konselor dan informasi tentang seberapa baik konselor mengurus diri sendiri. Kategori khusus dari komunikasi tubuh yaitu komunikasi sentuhan yang merupakan upaya mengirim pesan melalui sentuhan sik. Beberapa hal yang perlu jadi perhatian terkait komunikasi sentuhan, yaitu bagian tubuh apa yang digunakan konselor untuk menyentuh, bagian tubuh konseli yang disentuh dan seberapa lembut atau tegas sentuhan tersebut. Terkait dengan jenis keterampilan komunikasi ini, perlu diperhatikan pertimbangan budaya yang dianut oleh masing-masing konseli. Komunikasi mengambil tindakan berupa pesan-pesan yang disampaikan konselor dalam situasi tidak bertatap muka, misalnya mengirimkan catatan tindak lanjut kepada konseli Nelson-Jones, 2008.Dari paparan tersebut, diperoleh gambaran yang luas tentang keterampilan komunikasi yang digunakan dalam penyelenggaraan konseling. Secara garis besar komunikasi tersebut melibatkan aspek verbal, vokal, tubuh, sentuhan dan tindakan, dengan penekanan-penekanan yang spesik pada masing-masingnya. Keterampilan komunikasi konselor merupakan elemen utama dalam penyelenggaraan konseling. Penguasaan keterampilan komunikasi akan mendukung efektitas penggunaan sejumlah keterampilan konseling lainnya dan sekaligus mendorong kesuksesan konselor dalam penyelenggaran dihadapkan pada berbagai tantangan berupa tuntutan untuk membantu perkembangan dan pengembangan individu serta pengentasan permasalahan individu. Dalam upaya untuk meng-hadapi tantangan tersebut, sudah semestinya konselor memperkaya diri dengan kelengkapan pengu-asaan berbagai keterampilan penyelenggaraan konseling. Keterampilan-keterampilan tersebut meru-pakan hasil dari rumusan kajian ilmiah berbagai pendekatan yang bersumber dari multi disiplin konseling yang efektif memanfaatkan sejumlah keterampilan yang tepat dengan spesikasi kebutuhan dan permasalahan konseli. Dalam hal ini, penguasaan keterampilan komunikasi oleh konselor secara langsung berkorelasi dengan efektitas penggunaan sejumlah keterampilan konseling lainnya. Berbagai keterampilan komunikasi tersebut disusun ahli dengan berpijak pada dasar loso komunikasi individu, untuk diberdayakan dalam proses konseling efektif. Beberapa jenis keterampilan komunikasi konselor tersebut, meliputi 1 komunikasi verbal; 2 komunikasi vokal; 3 komunikasi tubuh; 4 komunikasi sentuhan; dan 5 komunikasi mengambil berbagai keterampilan yang tepat menjadi garansi bagi kesuksesan penyelenggaraan konseling. Konselor dan calon konselor dituntut untuk menguasai sejumlah keterampilan konseling, sehingga penyelenggaraan konseling relevan dengan kebutuhan dan permasalahan konseli. Dalam hal ini, penguasaan keterampilan komunikasi oleh konselor merupakan sesuatu yang sangat urgen, karena terkait erat dan/atau menunjang efektitas penggunaan keterampilan-keterampilan konseling lainnya. Penggunaan keterampilan konseling, khususnya keterampilan komunikasi, memberi pe-luang yang lebih besar terhadap harapan keberhasilan penyelenggaraan konseling dengan cara-cara yang lebih efektif dan esien. Hariko - Landasan Filosos Keterampilan... 49 DAFTAR RUJUKANArnett, R. C. 2010. Dening Philosophy of Communication Difference and Identity. Qualitative Research Reports in Communication, 111, 57–62. P., & Susanto, S. 1976. Filsafat Komunikasi. Bandung Bina M. 2009. Experience, Purpose, and the Value of Vagueness On C. S. Peirce’s Contribution to the Philosophy of Communication. Communication Theory, 193, 248–277. D., & Gross, D. R. 2013. Introduction to The Counseling Profession. G. 2015. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Nelson E. 2006. Davidson’s Philosophy of Communication. Communication Theory, 162, 155–172. O. U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung, PT Citra Aditya K., & Geldard, D. 2005. Practical Counselling Skills An Integrative Approach. Palgrave S. T. 2012. Counseling A Comprehensive Profession. New Jersey Pearson Higher J. C., Stevic, R. R., & Warner, R. W. 1982. Counseling Theory and Process Vol. 23. Allyn & R. D. 1998. Communication as The Absolute Foundation of Philosophy. Educational Theory, 481, 21–32. H., & Gumelar, G. 2013. Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta Akademia M. A. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor Ghalia R. 2008. Introduction to Counselling Skills Text and Activities. E. 2011. The World of The Counselor An Introduction to The Counseling Profession. Nelson C. L. 2016. Keterampilan Konseling Berbasis Metakognisi. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 13, 90–94. Diambil dari J. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung Remaja Rosda J. 2005. Cosmos and History. Cosmos and History The Journal of Natural and Social Philosophy Vol. 1. Cosmos Pub. Cooperative. Diambil dari N. W. 2010. Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung Simbiosa Rekatama P. M. 1989. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung Remaja M. 2009. Filsafat Komunikasi Pengantar Ontologis, Epistemologis, Aksiologis. Yogyakarta Graha Ilmu. ... Seeing the problems faced by students, it is necessary to have counseling services that can be accessed flexibly both offline and online. It is currently known that the development of information and communication technology has had a major influence on counseling services [6]. Online counseling services are known to make it easier for someone who wants to consult but cannot attend in person [3]. ...... Komunikasi merupakan hal yang sangat penting adanya penurunan fisik dari fungsi organ tubuh meliputi fungsi pendengaran, fungsi wicara, dan fungsi penglihatan. Lebih lanjut, adanya perubahan psikologis, sosial, dan spiritual berpengaruh pada kondisi emosional, mood, dan persepsi pada lansia yang terkadang semakin mempersulit lansia dalam berkomunikasi dengan keluarga Hariko, 2017. ... Dewi UtariFerianto FeriantoSuwarno SuwarnoWenny SavitriAged people will experience several changes in all aspects of life including, physical, psychological, spiritual, and social. Their altered condition such as hearing deprivation, loss of vision, or fluctuating emotions will affect how the way they communicate with other family members. Thus, the family should be more concerned regarding this issue, unless they will have ineffective communication. Moreover, it may lead to trigger a conflict among family members. To unravel this problem, an education on effective communication for aged people using a module will help them to improve strategies for managing the elderly's communication problems. This activity involved 67 families with elderly and 7 health volunteers in Kelurahan Patangpuluhan Wirobrajan Yogyakarta. The result showed that education could elevate the score of effective communication among aged people, both family, and health volunteers. However, health volunteers had a higher average score than family... Berkomunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia Hariko, 2017. Sebagai makhluk sosial, manusia harus berkomunikasi dengan manusia lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya. ...Mustakim MustakimBerbicara merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat berkomunikasi dengan individu lainnya. Hanya saja tidak semua orang mampu berbicara dengan baik, khususnya berbicara di depan umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara dalam pembelajaran berceramah pada siswa SMK dengan menerapkan metode mind mapping. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus penelitian. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini yakni 32 orang siswa SMK. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasi, tes, angket, dan wawancara. Instrumen yang digunakan yakni tes kemampuan berbicara serta lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata kemampuan berbicara siswa yakni 77,3 yang berada pada kategori baik dan meningkat menjadi 86,5 pada siklus II. Secara klasikal meningkat dari 50% pada siklus I menjadi 84,3% pada siklus II. Selain itu, penerapan metode mind mapping juga mendapatkan respons yang positif. Hal ini ditunjukkan pada data respons siklus I dengan skor 19,03 % dengan kategori positif dan meningkat menjadi 20,8 % kategori positif pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas tersebut, maka penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa secara efektif.... Dalam mewujudkan lima tujuan tersebut guru harus harus menguasai keterampilan konseling yang berupa Hariko, 2017 ...Septian Kurnia SariEfi Tri AstutiThis study aims to analyze how Islamic counseling guidance deals with student academic stress during the Covid 19 pandemic. Corona Virus Disease 19 or commonly referred to as Covid 19 has affected every line of life without exception in the field of education. The method used in this study is research literature based on scientific articles, books and reports related to the research topic. The results showed that there were several factors behind the occurrence of academic stress in students. Islamic counseling guidance is intended to strengthen the religious nature of students. If a teacher, especially a PAI teacher, has the skills and is able to implement aspects of monotheism, moral aspects, aspects of worship, personal aspects, social aspects and academic aspects of Islamic Counseling Guidance to their students, then the academic stress that is motivated by the problems caused by the Covid 19 pandemic that has caused analyzed from several journals will be resolved slowly. Islamic Counseling Guidance can foster the mental health of students, form a positive personality in accordance with the guidance of the Qur'an and Hadith.... Perkembangan teknologi yang ada telah mempengaruhi segala aspek kehidupan, salah satunya pada layanan bimbingan dan konseling. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memberi pengaruh besar terhadap layanan bimbingan dan konseling Hariko 2017. Revolusi berdampak terhadap disrupsi di sektor teknologi, hukum, ekonomi, pertanian serta kehidupan sosial lainnya, termasuk sektor pendidikan Firman, 2019. ... Awalya AwalyaIndah LestariUjang KhiyarusolehBoby Ardhian NusantaraPerkembangan teknologi telah mempengaruhi pelayanan bimbingan dan konseling. Penggunaan smart phone berbasis Android dimanfaatkan menjadi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling atau dikenal dengan istilah Cyber Counseling. Cyber counseling dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Oleh kerena itu tujuan pengabdian kepada masyarakat yaitu memberikan pemahaman kepada para guru bimbingan dan konseling dalam memanfaatkan teknologi sebagai media layanan bimbingan dan konseling secara profesional di sekolahnya masing-masing. Kegiatan pelatihan konseling melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat bekerja sama dengan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling MGBK di Kota Semarang dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu identifikasi kompetensi teknologi peserta, pelaksanaan pelatihan, monitoring dan evaluasi pelatihan. Hasil pengolahan instrumen pre- test dan post-test yang diberikan kepada 20 peserta menunjukkan peningkatan. Selanjutnya dianalisis menggunakan uji statisik Wilcoxon untuk mengetahui peningkatan kompetensi secara teori peserta pelatihan menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan dengan skor p = Peningkatan kompetensi cyber counseling dari peserta tidak hanya sebatas teori, malainkan juga dengan pengaplikasian di lapangan dengan bukti wawancara. Lebih lanjut pelatihan cyber counseling memberikan dampak yang baik kepada peningkatan keprofesionalan guru bimbingan dan konseling pada bidang teknologi. Abstract. Technological developments have influenced guidance and counseling services. The use of Android-based smart phones is used as the implementation of guidance and counseling services or known as Cyber Counseling. Cyber counseling is used to optimize the use of technology in guidance and counseling services. Therefore, the purpose of community service is to provide understanding to guidance and counseling teachers in utilizing technology as a medium for professional guidance and counseling services in their respective schools. Counseling training activities through community service activities in collaboration with the Guidance and Counseling Teacher Consultation MGBK in Semarang City are carried out in three stages, namely identification of participants' technological competencies, implementation of training, monitoring and evaluation of training. The results of processing the pre-test and post-test instruments given to 20 participants showed an increase. Furthermore, it was analyzed using the Wilcoxon statistical test to determine the increase in theoretical competence of the trainees showing that there was a significant change in the score p = The increase in cyber counseling competence from participants is not only limited to theory, but also by field application with interview evidence. Furthermore, cyber counseling training has a good impact on increasing the professionalism of guidance and counseling teachers in the technology field.... Hal ini dikarenakan penyuluh pertanian saat melakukan kegiatan penyuluhan melakukannya dengan baik. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hariko 2017 bahwa dalam melakukan kegiatan penyuluhan, penyuluh hendaknya berkomunikasi dengan suara yang lembut, dapat didengar dan nyaman didengar. Keterampilan komunikasi vokal penyuluh rendah dengan presentase 20,93% pada indikator penyampaian materi yang disampaikan dilakukan dengan suara yang kurang jelas dan kurang terciptanya suasana santai. ...The agricultural sector is one of the important sectors in national economic development. Participation of farmers both individually and in groups with full awareness and responsibility in the field of agricultural business is indispensable to create changes that can improve the welfare of farmers. To increase farmers' participation, the role of agricultural extensionists is very important. This research aimed to knowed the level of communication skills of extension workers, the level of participation of farmers and to know the relationship of communication skills to the participation of farmers in rice paddy extension activities in wonua monapa village pondidaha district konawe. Sampling is determined randomly or simple random sampling with the number of samples as many as 43 respondents rice paddy farmers. The techniques of data analyzed used to determine extension communication skills and farmer participation are measured using a likert scale and then analyzed using a class interval formula and to find out the relationship of extension communication skills to farmer participation using spearman rank correlation formula. The results showed that the communication skills of extension workers with a moderate category with a percentage of the participation of farmers with a moderate category with a percentage of Rank Spearman's correlation test results showed that extension communication skills with farmers' participation in rice paddy extension activities showed significance or Sig value. 2-tailed of so Ha was accepted. That is, the improved communication skills of extension workers, the participation of farmers will also increase.... Seperti dalam proses bimbingan konseling, interaksi adalah sebuah media yang dapat digunakan agar kegiatan tersebut dapat berlajan sebagaimana mestinya. Interaksi dengan kegiatan bimbingan konseling adalah satu kesatuan yang tidak terlepaskan Hariko, 2017. Kita tahu bahwa interaksi berisi sebuah pesan-pesan yang dapat mempengaruhi satu individu dan individu yang lain. ...Tri Diyah LestariIsbandiyah IsbandiyahThe purpose of the study was to identify social conflicts with socio-emotional nuances and to resolve them in the personal-sosial counseling perspective that occurred in the people of Bumisari Natar Village, Lampung. The research method uses descriptive qualitative methods. There are 6 people as sources of research data who are considered to have sufficient knowledge about the problems in this study. Collecting data with the method of observation, interviews, and documentation. Analysis of the data using the interactive analysis of the Milles and Hubarman model which consists of steps of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the solution to sosial conflict resolution could be done through personal sosial guidance with the help of village officials and sosial workers. It begins with the planning, implementation, evaluation and follow-up stages, both individually and in groups. Conclusion The research shows that the cause of sosial conflict is the existence of non-realistic conflict factors such as feelings of envy, irritability, the presence of a third party who pits each other, incitement, backbiting, envy, unruly, and sosial jealousy. Keywords Social Conflict, Social Interaction, Society... Konseling merupakan profesi yang hadir sebagai respon terhadap kebutuhan individu untuk memahami diri, lingkungan, serta hal lain yang terkait dengan kehidupannya Hariko, 2017. Konseling sebagai profesi berupaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya Nurihsan, 2014. ...Khadijah LubisRia HayatiRizki NovirsonCounseling services that are effective and on target are needed by counselors. Ideally, counselors should have insight, and skills in implementing creative and innovative counseling techniques. There are still counselors who have minimal knowledge and skills regarding counseling techniques. One of them is the assertiveness training technique in the group format, which is one of the recommended behavior counseling techniques to improve individual interpersonal competence. The steps for implementing assertiveness training are 1 rational strategy, 2 identification of situations that cause problems, 3 exploration, 4 role-playing, giving feedback, and better behavioral models. 5 carry out exercises and practice, 6 repeat the exercises, 7 do homework and follow-up, and 8 terminate. This implementation shows that group format assertiveness training can be implemented in counseling services to alleviate problems and improve individual interpersonal skills. Therefore, counselors are expected to improve their skills and apply group format assertiveness training in counseling services that are effective and on target are needed by counselors. Ideally, counselors should have insight, and skills in implementing creative and innovative counseling techniques. There are still counselors who have minimal knowledge and skills regarding counseling techniques. One of them is the assertiveness training technique in the group format, which is one of the recommended behavior counseling techniques to improve individual interpersonal competence. The steps for implementing assertiveness training are 1 rational strategy, 2 identification of situations that cause problems, 3 exploration, 4 role-playing, giving feedback, and better behavioral models. 5 carry out exercises and practice, 6 repeat the exercises, 7 do homework and follow-up, and 8 terminate. This implementation shows that group format assertiveness training can be implemented in counseling services to alleviate problems and improve individual interpersonal skills. Therefore, counselors are expected to improve their skills and apply group format assertiveness training in counseling services.... Saaranen, T., Vaajoki, A., Kellomäki, M., & Hyvärinen, 2015 Lack of communication skills among students can also cause some negative impacts.Hariko, 2017 Individual failure to communicate hinders the creation of mutual understanding, cooperation, tolerance, and hinders the implementation of social norms.Meutia, T., Harefa, J. A., Wijayanti, S., & Saragi, 2002 stated that students also need public speaking skills to improve student integrity.Rosmalia, ...Wildani Auza SuroyaIka Sandra DewiThis research was carried out based on the phenomena that exist among students, the problems that occur in students are toxic friendship communication, so to see how high the behavior is, the researchers conducted research at the Muslim Nusantara University Al-Washliyah. Problems that can be seen from the friendships made by students both in terms of speech and actions. Such as not wanting to lose to friends, not respecting opinions, depending on others, stubbornness and lack of empathy for fellow students. This research was shown after the treatment was given to 8 students. Counseling services as a form of treatment that researchers provide to see if there is a decrease in toxic friendship communication behavior in students. The real effect is obtained from the results of the linear regression test that the researchers did to find out whether there is an influence by providing group counseling services with a reality approach to toxic friendship communication. to predict the communication variable toxic Hifsy Rezki HarikoYeni KarneliKonseling adalah pelayanan bantuan oleh tenaga profesional kepada seorang atau sekelompok individu untuk pengembangan KES dan penanganan KES-T dengan fokus pribadi mandiri yang mampu mengendalikan diri melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung dalam proses pembelajaran. Kemudian, konseling yang kondusif adalah pelayanan yang diberikan oleh konselor kepada klien untuk pengembangan KES dan penanganan KES-T dengan tenang atau tertib. Nah, pada proses konseling yang terjadi saat ini banyak yang tidak kondusif. Karena dalam proses nya tidak kondusif. Maksudnya adalah dalam proses konseling, teknik-teknik konseling seperti attending, listening dan structuring tidak di implementasikan dengan efektif oleh konselor. Untuk itu, diperlukan konseling yang kondusif melalui pengimplementasian teknik-teknik dasar konseling konseling Attending, Listening dan Structuring. Metode yang digunakan pada jurnal ini ialah Literature Review. Eli DresnerDonald Davidson, one of the main figures in 20th-century analytic philosophy, can be justifiably described as a philosopher of communication. In the first part of this paper, a key concept in Davidson’s philosophy—radical interpretation—is presented and explicated. Then, the second part shows how this notion bears upon key issues and problems in communication theory. It is argued that Davidson’s ideas provide support for a constitutive view of communication and that his account of the relation between communication and social convention promotes the unity of communication as a field of research. The final part of the paper discusses the ramifications of radical interpretation for the domain of intercultural GeldardDavid GeldardThis book is an excellent course text for training new counsellors in basic and more advanced counselling micro-skills which come from a number of therapeutic approaches. It enables new trainees to learn how to integrate these skills within a sequential counselling process. It is an easy to read introduction to counselling which teachers will find particularly useful because it contains the following - A wide variety of examples to illustrate each counselling micro-skill - Practice examples of client statements for students with suggested counsellor response - Client statements, without solutions, for use by teachers in helping students to learn particular micro-skills - An explanation of the therapeutic approaches related to particular micro-skills - A description of a sequential integrative process which enables students to make informed choices about which skills to use at particular stages of the counselling process - A discussion of the way to combine skills to facilitate change - A discussion of a number of practical issues including cultural and ethical issues, the counselling environment, keeping records, the need for supervision, and the need for the counsellor to look after themselvesRonald C. ArnettThis article defines philosophy of communication as an emerging option in the doing of qualitative research in communication, differentiating its identity from philosophy proper. Philosophy of communication, in its commitment to questions of meaning and understanding, illuminates communicative understanding and meaning in the engagement of qualitative research in communication. Mats BergmanRecent decades have witnessed a growth of interest in the contribution of pragmatism to the study of communication. Yet, it is striking that C. S. Peirce, the founder of pragmatism and the father of one of the major strands of modern semiotics, is often ignored by communication scholars sympathetic to pragmatism. In this article, I explore some of the reasons for this neglect, and put forward the case for a recovery of some of the philosophical tools that Peircean pragmatism can provide for communication to The Counseling ProfessionD CapuzziD R GrossCapuzzi, D., & Gross, D. R. 2013. Introduction to The Counseling Profession. Teori dan Filsafat KomunikasiO U EffendyEffendy, O. U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung, PT Citra Aditya Bakti.
Test your understanding of Interpersonal communication concepts with quick multiple choice quizzes. Missed a question here and there? All quizzes are paired with a solid lesson that can show you more about the ideas from the assessment in a manner that is relatable and unforgettable.
pertanyaan tentang komunikasi interpersonal dan konseling